7 Sep 2020

Menanti Sunrise di Gunung Bromo

 Ini sebenarnya perjalanan tahun 2019 lalu, tapi baru diupload sekarang, karena males banget mau buat postingan di blog. Secara gara-gara pandemi Covid 19 ini, aktifitas banyak di rumah saja, akhirnya mulai kangen jalan-jalan. daaan buka file foto, ketemulah foto jalan-jalannya kita ke Bromo tahun lalu. Kepikiran mau buat postingan blog aja. 

Jadi saat itu sebenarnya kami ada di Sidoarjo, diskusi sama teman-temannya papa yang ada di Jawa Timur, akhirnya kami ke Bromo ditemani sama kawan-kawan papa. 

Perjalanan dimulai dari Sidoarjo tempat kami bermalam saat itu, dijemput oleh om Abel, om Klunting dkk jam 03.00 wib berangkat menuju Probolinggo jemput om Pradana. Berangkat malam-malam saking pengen menyaksikan matahari terbit alias Sunrise di gunung Bromo. Kami sampai di lokasi lereng Bromo, harus ganti kendaraan, banyak mobil Jeep disewakan di pemukiman penduduk pintu masuk menuju puncak Bromo. Jangan ditanya temperatur suhu di sana, berasa kaya di dalam kulkas gaesss.. Dingiiiiiin minta ampuuun. Lihat di aplikasi hp saat itu, suhu udara 14"C. Gigi sampe gemeretuk saking dinginnya.

Sampai di atas ternyata sudah banyak wisdom yang juga menanti terbitnya matahari loh. Dan banyak motor trail mondar mandir yang mengangkut penumpang yang males jalan kaki. Akibatnya banyak debu beraroma belerang yang berhamburan, menyesakkan pernafasan. Kebayang donk, suasana gelap gulita, dingin campur sesak nafas karena menghirup debu. Seketika menyesal ngapain pagi-pagi buta sudah ada di sini. Wkwkwkwk..

Setelah kami menyaksikan perlahan munculnya sang surya, Masyaa Allah.. kereeen bingits, langit memancarkan semburat warna kuning kemerahan. Suasana yang gelap gulita mulai terang, seiring dengan munculnya matahari pagi, suhu dingin tak terkira perlahan mulai menghangat eeuy..

Lalu kami berpindah posisi, diangkut oleh kendaraan jeep sewaan, kami turun menuju lembah Bidadari. Masih ditemukan sisa-sisa salju yang menempel di pasir berwarna abu-abu itu. Kalau dipegang dingiiin gaess.. Dari hidungpun keluar uap udara, khas kalau kita kedinginan gitu deeh.

Menjelang terang, mulai berdatangan bapak-bapak yang menyewakan kuda, seumur hidup baru kali ini naik kuda beneran. Badannya goyang-goyang serasa mau jatuh. Tegang banget di atas punggung kuda. Hihihi.. norak-norak bergembira pokoknya. :p


























Sepertinya urutan foto-fotonya terbalik deh, tapi ya udahlah tidak mengapa. urutan perjalanannya sudah jelas.

Walaupun sesaat ada rasa menyesal karena kena debu, tapi pengen kesana lagi lain kali.

Sepanjang Perjalanan Keluar Masuk Tol














Biarkan foto yang berbicara, sampai-sampai orangnya terlelap.