14 Okt 2020

Putri Kesayanganku

 
Namanya Livista, sekarang usianya beranjak 10 tahun, sudah mulai meminta untuk diajari beberes rumah, kamarnya, barang-barang pribadinya dan juga memasak. Paling suka kalau disuruh kupas bawang merah, bawang putih dan ngulek sambel.

Hahahahha.. moga jadi anak yang rajin dan shaleha ya nak.








 

Golden Pheasant si Cantik Dari Hutan Tibet


Beberapa tahun yang lalu si papa beli sepasang Goden Pheasant, si ayam hutan dari Tibet.

Warnanya benar-benar cantiik sangat, yang jantan dominan warna merah dan kuning keemasan, dengan sedikit semburat warna biru. Ekornya panjaang layaknya selendang batik.

Sedangkan yang betina sih biasa banget, dominan warna coklat.

Suaranya nyaring seperti ayam hutan. Tapi sayangnya meskipun mereka sudah beberapa kali bertelur, masih juga gagal menetas.
 

Sambal Udang

Hari ini stok di kulkas ada udang, kepikiran mau masak sambal udang aja, yang simple dan sudah pasti jadi masakan kesukaan suami dan anak. Tapi sayangnya mereka ada beda selera, kalau papa suka udang yang tidak dikupas kulitnya, sedangkan mas Nuno lebih suka makan udang tanpa kulit. Jadilah nanti mama ekstra ngupasin kulit udang sebelum disiapkan untuk mas Nuno makan.

Bahan :

1. Udang 1 kg, disiangi, cuci bersih dan goreng sebentar

2. Bumbu halus (dibelender):

-  Cabai merah 10 buah dan rawit 5 buah

-  Bawang merah 5 siung dan putih 3 siung

-  Tomat besar 2 buah

-  Jahe 1/2 ruas potongan kecil

-  Kemiri 2 buah

3.  Daun salam 2 lembar

4. Gula putih, Garam, Royco, Kecap Manis

Cara Memasak :

1. Tumis bumbu sambal goreng dalam sedikit minyak sampai harum

2. Masukkan daun salam, gula, garam, royco dan kecap manis

3. Koreksi rasa, masukkan udang yang telah digoreng

4. Tutup sebentar, aduk, siap disajikan.


Naaah.. simple banget kan, tapi keluarga dijamin suka.



 

Koleksi Anggrek Kesayangan

 Tiap perempuan pada dasarnya menyukai bunga dan tanaman, untuk memperindah rumah, halaman dan lingkungan. Dulu waktu masih tinggal di ruko, tanaman yang dipunya terbatas bambu hias, lidah buaya dan tanaman aglonema yang murah-murah.

Tapi setelah pindah ke rumah tinggal, hasrat untuk menghias rumah dengan tanaman jadi makin tinggi, apalagi punya halaman mini di belakang rumah. Hahahaha.. bukan cuma bunga, bahkan sayuranpun rasanya pengen dilengkapi dengan bertanam sendiri, padahal halaman juga tidak seberapa luasnya.

Awal pindah aku tertarik sekali dengan bunga Anggrek bulan, tetapi ternyata perawatannya lumayan ribet ya, untuk pemula seperti diriku. Dari selusin tanaman Anggrek bulan yang kubeli, hanya bertahan hidup beberapa pot saja. Sediiihnyaa.. kan harga 1 pot anggrek bulan lumayanlah menurutku, berkisar 125-150 ribu rupiah di tahun 2017.

Lama-lama Anggrek Dendrobium juga kok terlihat cantik, bunganya lebih menarik dan bervariasi dalam warna, bentuk dan rupanya. Save di sini aja beberapa koleksi anggrek bulan dan dendrobium yang pernah kupunya. Walaupun beberapa akhirnya mati juga. 
























































Walaupun tahun 2020 tanaman aglonema yang sedang naik daun, tapi aku belum bisa move on dari jenis Angrrek-anggrekan.. Lovee bangeet :)