30 Jun 2023

Fogging Bukan Opsi Pencegahan DBD

 Sering jadi dilema sebagai penanggung jawab program DBD di fasilitas kesehatan. Mau tau kenapa??? Kalau masyarakat atau bahkan pemangku kebijakan, memaksakan fogging sebagai upaya pencegahan DBD. 

Karena sudah jadi tugas tenaga kesehatan untuk mengedukasi masyarakat, agar memiliki kesadaran bahwa fogging bukanlah solusi yang tepat untuk mencegah DBD. Kenapa bukan fogging?? Karena kalau sedikit-sedikit fogging, masyarakat akan terbiasa memiliki mindset bahwa pencegahan DBD itu ya harus fogging, dan semakin enggan melakukan PSN secara mandiri. Banyak yang beranggapan bahwa PSN itu tugasnya kader dan orang puskes. Nah loooh.. makanya hal ini yang harus diluruskan, kudu rajin-rajin sosialisasi dan edukasi dimanapun dan kapanpun.

Upaya pencegahan yang benar-benar tepat, adalah PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) melalui gerakan 3M Plus. 

Sampai saat ini, PSN masih merupakan cara yang paling benar, selain murah, mudah dan juga aman. 

Mungkin banyak juga yang belum paham kalau sebenarnya, fogging juga banyak sisi kekurangannya, pertama nih ya soal biaya, biaya operasional fogging itu lumayan besar, dan jika dilakukan semaunya akan berpotensi terjadi resistensi nyamuk pada wilayah yang terlalu sering difogging. Ada juga resiko terjadinya keracunan.

Makanya sejak beberapa tahun lalu, kami sudah berupaya menggaungkan gerakan PSN, setiap moment pertemuan dengan lintas sektor, kader maupun kegiatan UKBM di wilayah kerja, selalu dimanfaatkan untuk mensosialisasikan DBD dan PSN. 

Alhamdulillah.. tidak usaha yang sia-sia. Angka kejadian DBD di wilayah kerja puskesmas Way Kandis dapat diturunkan dengan signifikan. 

Dulunya seperti apa?? Oooh.. jangan ditanya. Warganya, pak RT nya, bahkan para lurahnya sangat suka dengan fogging. Tiap kali ada kasus DBD, gak akan pernah ketinggalan disertai permintaan fogging. Bahkan dengan sedikit memaksa. 

Sekarang Alhamdulillah, bukan hanya warga yang paham, tapi yang lebih penting lagi, tokoh masyarakat mulai dari RT sampai ke camat, sudah memahami bahwa fogging tidak akan pernah berhasil tanpa PSN. 

Yaaah.. usaha untuk meyakinkan tanpa lelah, dalam forum lokakarya mini lintas sektoral, MMK (Musyawarah Masyarakat Kelurahan), pertemuan kader, posyandu, pertemuan RT dan moment apa saja yang memungkinkan untuk berkumpulnya orang. Kita usahakan untuk menyampaikan kebaikan PSN. 

Makanya sedih rasanya, saat ada teman-teman yang curhat karena mengalami sedikit masalah kekerasan verbal, akibat warga minta fogging. 

Sesungguhnya Foging hanya salah satu pilihan saat ada kasus (foging fokus), dan hal yang paling efektif yang harus kita lakukan adalah  memberantas jentiknya, karena jika nyamuk dewasa mati dengan foging kemudian jentik masih ada, ratusan nyamuk akan bertambah. Karena saat nyamuk bertelur maka dari 1 ekor nyamuk dapat bertelur sebanyak 100-200 butir telur. Dan kemudian 9 hari ke depan akan menjadi nyamuk dewasa lagi yang siap menularkan berbagai penyakit seperti DBD, Cikungunya, Japhanese Enchepalitis dan lainnya.

Maka mari kita galakkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan BERANTAS SEMUA JENTIKNYA.




Sungguh sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada para Lurah, pak RT Kaling dan kader. Juga warga masyarakat yang sudah turut serta berpartisipasi dan mendukung kegiatan PSN. Bahkan pak Lurah, pak Sekcam Tanjung Senang ikut menghimbau kegiatan PSN dan membantu menjelaskan ke warga, bahwa Fogging bukan upaya pencegahan. 

Hasil nyata yang sudah terasa adalah beberapa tahun belakangan, rangking DBD kita menurun. Dulunya selalu 3 besar, dan sekarang Alhamdulillah sangat jauh berkurang. Prestasi yang membanggakan dan membahagiakan. Semoga selanjutnya kasus DBD benar-benar dapat ditekan sampai angka terendah. 



Dendeng Balado Ala Aku

 


Ini masakan kesukaan anak bujangku, pake bangeet.. sebagai orang Jawa, dulunya aku tuh gak paham sama sekali masakan Padang. Tapi tuntutan keluarga, terutama suami yang senang sama masakan istrinya. Mengharuskan aku kudu belajar masak. 

Jaman dulu sih belajarnya mahaal yaaa.. harus beli buku resep masakan di Gramedia. Lebih mudah sekarang, tinggal buka google atau youtube, udah banyak cara memasak apa aja. 

Naaah.. khusus dendeng balado ini, aku cuma baca sekilas aja resepnya. Sisanya kumodifikasi sesuai selera sendiri. Makanya judulnya bukan dendeng balado padang, tapi dendeng balado ala mama Nuvis.. hahahha.

Bahan: 

Daging sapi diiris tipis diungkep bersama bumbu.
Bumbu ungkep: 
Bawang merah putih
Ketumbar
Garam
Gula merah
Asam jawa
Daun salam
Serai digeprek

Daging diungkep sampai empuk, lalu tiriskan. 
Geprek daging tapi jangan sampai hancur, bentuknya harus tetap pipih melebar.
Goreng dalam minyak panas, sampai berwarna kecoklatan. 

Buat sambal baladonya, ditumis dengan minyak.
Sambal balado:
Cabai merah besar, boleh dicampur rawit merah
Tomat merah, dibuang isinya, dipotong kasar.
Bawang merah putih
Garam
Gula
Penyedap rasa

Kalau sambal balado sudah matang, dan rasanya sudah pas, baru masukkan daging yang sudah digoreng. 

Siaaap deeh.. dimakan pakai nasi panas.. rasanya beneran wow. 

Kalau mamanya udah masak ini, si bujang bakalan makan dan nambah sampai bolak balik. 
Alhamdulillah keluarga pada suka.