31 Okt 2024

Suka Duka Sanitarian

 Alhamdulillah.. tidak terasa per Mei 2024 sudah menjalani masa 13 tahun pekerjaan sebagai Sanitarian alias Tenaga Sanitasi Lingkungan. 

Apakah ada suka yang dirasakan?? Sudah pasti. Sangaat banyak hal-hal baik dan menyenangkan yang aku rasakan. Antara lain kepuasan dalam hati saat pekerjaan berjalan dengan baik dan sesuai target. Kebahagian bisa mengenal berbagai macam sifat dan karakter manusia, dukungan dari teman sesama Sanitarian, teman sejawat, ibu-ibu kader binaan, Bapak/Ibu lintas sektoral yang selalu support. Juga atasan yang baik hati. Selain itu banyak pengalaman berharga yang didapat, yang otomatis bikin kita jadi tambah ilmu juga.

Apalagi kalau kita bisa mencapai prestasi di luar ekspektasi dan target. Itu sudah pasti jadi kebahagiaan tersendiri.  

Naah.. selain suka pastinya ada juga duka yang kita rasakan. Gak mungkinkan hidup hanya merasa senang dan lurus-lurus aja. 

Pengalaman gak enak yang kuanggap duka juga pernah kualami. Beberapa kali malahan, misalnya saat melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan dan pembinaan TPM. Terkadang sambutan kurang ramah kami dapatkan saat berkunjung melakukan IKL. Kemungkinan mereka merasa curiga dan takut jika kedatangan kami seolah ingin memeras dan mencari kesalahan mereka agar bisa "diduitin". 

Aku pengen sharing salah satu pengalaman buruk. Waktu itu ada salah satu Depot Air Minum Isi Ulang yang dikunjungi, awalnya saat baru datang masih baik-baik saja, disambut dengan ramah, pemiliknya menjawab pertanyaan dengan respon baik, tiba saatnya kita mengamati kebersihan sarana dan menyampaikan saran perbaikan, si bapaknya marah dan mengatakan hal-hal yang kurang baik, lanjut dengan melakukan pengusiran, padahal apa yang kami sarankan untuk perbaikan juga telah disampaikan dengan baik, secara kalimat dan intonasi juga baik-baik. Tapi rupanya sang pemilik tidak berkenan.

 Kejadian serupa terjadi lagi di salah satu depot kelurahan lain. Si ibu pemilik tidak terima saat disampaikan kalau kebersihan keran pengisian sangat kurang, ibunya marah dan tidak terima, cuma kali ini gak sampai mengusir sih yaa. Intinya mereka tidak terima kalau diberi tahu apa yang menjadi kekurangan mereka, dan menolah saran perbaikan.

Upaya untuk melakukan pembinaan sudah dilakukan, tapi memang banyak kelemahan yang ada di pihak kita, karena hanya bisa menghimbau dan membina, sedangkan banyak pengelola bandel yang walaupun sarana TPM nya tidak memenuhi syarat masih tetap beroperasi dan berjualan. 

Baru beberapa hari lalu, hal serupa terjadi lagi. Tapi bukan tentang IKL yaak.

Kali ini aku merasa ini adalah hal terburuk yang pernah kualami. Dan justru kudapatkan hal tidak baik ini dari sesama orang yang bekerja di instansi pemerintah.

Jumat malam aku terima informasi adanya kasus DBD melalui chatt wa. Saat itu juga langsung berkoordinasi dengan teman dari poskeskel dan menghubungi pak RT yang punya wilayah. Sabtu pagi langsung buat jadwal untuk turun melakukan Penyelidikan Epidemiologi. Kami janjian menuju ke rumah kasus, bertemu dengan orang tua dari pasien. Kami jelaskan tujuan kedatangan kami, tak lama langsung kami melakukan pengamatan jentik dan pengumpulan informasi kasus dbd lain atau suspect dbd di sekitar rumah kasus. 

Tidak berselang lama datanglah kerabat dari pemilik rumah, seorang ibu yang jauh lebih dewasa, langsung tanya-tanya, siapa kami, apa tujuan kami dan lain-lain. Saya ulangi menjelaskan tujuan kedatangan kami dan apa saja yang akan kami lakukan. 

Langsung ditodong dengan dengan pertanyaan "Kapan mau difogging?" Aku tetap berusaha jelaskan dengan baik bahwa tidak semua kasus DBD harus dilakukan Fogging. Terlihat ybs merasa tidak puas dan sedikit emosi, berupaya mengintimidasi dan sedikit membentak. Karena ybs terlihat jauh lebih tua dariku, tetap kuusahakan agar tidak terpancing emosi dan baik-baik menjelaskan, kulanjutkan dengan berkata "Biarkan kami melakukan PE dulu ya bu, agar diketahui hasilnya nanti, apakah perlu difogging atau tidak". 

Akhirnya aku dan team melanjutkan kegiatan didampingi oleh pak RT. Kami berkeliling di rumah-rumah sekitar rumah kasus, melanjutkan pengamatan jentik di dalam dan luar rumah sambil mengumpulkan informasi jika ada kasus lain. 

Singkat cerita, selesailah kegiatan PE ini. Kami kembali ke rumah kasus, tempat dimana kami parkir motor, sekaligus untuk menyampaikan hasil dari PE yang telah dilakukan. 

Kedatangan kami langsung disambut seorang bapak, yang sepertinya jelas merupakan suami dari ibu yang tadi. Dari awal kami masuk, si bapak sudah terlihat emosi dan menyuruh kami duduk dengan intonasi tinggi. Langsung aku jelaskan apa hasil PE yang didapatkan dan kesimpulan dari hasil PE, si bapak tidak terima dan mulai mengatakan hal-hal yang merendahkan dan tidak mengenakkan. Mempertanyakan juknis dari mana, meremehkan keberadaan puskesmas dll.

Apapun yang berusaha kujelaskan tidak didengar bahkan mulai membentak-bentak saya. Tetap aku berusaha agar tidak terpancing emosi, apalagi hal yang kulakukan sudah sesuai prosedur dan SOP tindak lanjut kasus DBD. 

Kesabaran mulai sedikit diuji saat si ibu tiba-tiba mulai mengambil video wajahku tanpa ijin. Sementara saat si bapak itu berkata dengan kalimat mengancam dan intimidasi aku ttp berusaha berkata dan bersikap baik. 

Pak RT dan temanku dari poskeskel hanya bisa diam shock menyaksikan aku dibentak dan diancam. Tanpa mereka bisa membela dan berkata apapun. 

Endingnya aku dan teman diusir sambil dibentak. Kami pun kembali ke puskesmas untuk melaporkan kejadian ini kepada atasan, dalam hal ini kepala TU yang masih ada di tempat. 

Jujur saja, kalau tidak kuat menghadapi tekanan seperti ini, pengen rasanya mundur saja. Apalagi ternyata hal-hal yang kita lakukan tidak mendapat backup walau yang kita lakukan sudah benar, sesuai SOP dan sesuai juknis. 

Bukan sekali dua kali kami sebagai orang lapangan menghadapi konflik dengan masyarakat, apalagi untuk urusan fogging. 

Sampai akhirnya Sanitarian seperti kami masih harus mengumpulkan sabar dalam hati, sudah jadi konsekwensi dalam bekerja dan berhadapan dengan orang banyak. 

Tapi sesungguhnya yang kami inginkan hanya support dan dukungan dari atasan, saat kami mengalami masalah, jangan kami dibiarkan sendirian, di saat kami harus menyampaikan upaya pemberantasan sarang nyamuk untuk pencegahan DBD, sangat disayangkan upaya edukasi yang kami lakukan, justru harus dimentahkan dengan kebijakan fogging, yang justru membentuk mindset masyarakat tentang cara pencegahan DBD. 

Jadi semua usaha penyuluhan sampai lelah, hanya jadi kontradiksi saja. Ujungnya yang disalahkan oleh masyarakat adalah petugas yang ada di lapangan, seolah kami mempersulit keinginan mereka. 

Oke deeh.. banyak-banyak istighfar aja, biar tetap kuat dan bisa bekerja dengan baik. 

Next postingan kita bahas lagi tentang fogging, kenapa selalu jadi perdebatan yang tak habis-habisnya.



21 Okt 2024

IKL TFU (Sekolah Dasar)

 Haiiii gaess.. bulan Oktober ini jadwal kunjungan ke Sekolah Dasar, tau gak buanyaak loh yang mau dikunjungi. Ada 14 SD, baik sekolah negeri maupun swasta. 

Kegiatan ke SD gak hanya Inspeksi Kesehatan Lingkungan TFU Sekolah aja, tapi juga sekalian Pemantauan Jentik, pengambilan sample air bersih dan juga sosialisasi STBM dan PSN DBD.

Truuss.. IKL TFU yang jelas ya, kita pengamatan sesuai chek list IKL plus pengukuran intensitas pencahayaan dan debu. 

Gak lupa sambil cekrak cekrek dokumentasi yang pasti yaaak.














30 Sep 2024

Sampling SKAMRT

Haiii.. gaess.. sohib blogger kesayangan.. Hari ini aku coba nulis lagi di web ini, pas banget bulan September ini jadwal pelaksanaan Survelans Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT). 

Jadii.. emang bulan ini kami lagi sibuk ambil sample air bersih dan air minum rumah tangga, untuk diperiksa kualitasnya, apakah memenuhi syarat kesehatan atau nggak. 

Yang jelas banyak banget yang harus dipersiapkan untuk pengambilan sample air, alat-alatnya antara lain:

1. APD berupa masker dan hand scoon

2. Coolbox dan es batu/coolpack

3. Korek api gas

4. Botol sample steril ukuran 100 ml

5. Botol sample ukuran 250 ml

6. Tissue

Langsung cuzz ke lokasi sampling deh.

Segera gunakan APD, lanjut pengambilan sample secara aseptic. 

Jika sudah selesai, sample dibawa ke puskesmas untuk dibuatkan media pembiakan mikrobiologi. Bobok selama 24 jam di inkubator dan siap dibaca hasilnya setelah 24 jam. 












Setelah pembacaan mikrobiologi selesai, lanjut dengan pemeriksaan parameter fisika kimia. Pokoknya hari-hari selama bulan September itu benar-benar sibuk dengan SKAMRT.


10 Jul 2024

Monev Program Kesling dan DBD

Selasa kemarin waktunya team Kesling dan DBD berkumpul, di aula puskesmas yang adem dan nyaman, untuk bahas monitoring dan evaluasi capaian program selama 1 semester. 


Banyak hal-hal penting yang dibahas pastinya. Tapi suasananya santai kok, sambil diskusi, ketawa receh dan narsis-narsisan.
Hahhaa.. gak papa deeh, yang penting esensinya tercapai dan gak melenceng dari tujuan utama ngumpul.

Selesai kegiatan, pas banget dengan selesainya jam kerja, bisa langsung lanjut obrolan ke tempat makan donk yaa.. Alhamdulillah perut kenyang, plus mempererat hubungan antar team biar makin solid kan yaa. Hhmmmm..











Monev MFK dan Cara Penggunaan Spillkit

Sudah sore, pulang kerja truss duduk santai, waktunya buat postingan buat blog kesayangan niih yaa.

Hari ini kita ada kegiatan Monev MFK nih yaa.. kita mau monitoring evaluasi teamnya MFK, sekaligus merefresh kembali cara penggunaan Spillkit dan semua kegiatan kebersihan,  sasaran monev hari ini adalah ibu-ibu cleaning service kita yang ketce, juga sekalian pengenalan program MFK ke tenaga kesling yang baru. 

Ngapain aja sih? Capcuzz yuk kita simak bareng.

Tim MFK kembali mengadakan kegiatan pelatihan penanganan tumpahan darah, cairan tubuh dan cairan/limbah B3, agar petugas terkait tetap siap siaga jika ada kejadian.

Nah.. buat yang belum paham, langkah dan tahapannya apa aja? Simak dengan serius yaaak.

Langkah-langkah penggunaan spillkit sebagai berikut :

1. Petugas menandai area tumpahan

2. Petugas menggunakan APD mulai dari apron, kacamata gogle, masker dan sarung tangan

3. Petugas menyerap tumpahan dengan tissue/kain/bahan-bahan lain yang bisa digunakan untuk menyerap atau bisa juga menggunakan pasir/abu, apabila terjadi tumpahan dalam jumlah banyak

4. Petugas menyemprotkan larutan chlorin 0,5% atau larutan desinfektan (bergantung jenis tumpahan), lalu diserap dengan tissue/kain.

5. Petugas membuang tisue pada plastik sampah infeksius yang disediakan

6. Petugas menyemprotkan larutan detergen pada bekas tumpahan, lalu diserap dengan tissue/kain, lalu membuang tissue ke kantong plastik medis yang telah disediakan.

7. Petugas melepas APD yang digunakan sekali pakai pada sampah infeksius yang disediakan (untuk APD yang dipakai ulang dimasukkan ke sampah infeksius yang lain/terpisah).

8. Petugas melakukan 6 langkah cuci tangan

Tujuan pelaksanaan kegiatan hari ini agar pegawai baru mengetahui bagaimana prosedur penanganan yang baik dan benar, serta bagi pegawai lama kegiatan ini bertujuan untuk refreshing kembali ilmu, terkait penanganan tumpahan darah, cairan tubuh, dan cairan/limbah B3.

Sambil diskusi santai, yang penting ilmunya bisa diingat. Semangaaat team kesayangan.









6 Jul 2024

Petik Apel di Batu Malang

Masih di pulau Jawa, selanjutnya dari Lembang, kami bergeser ke pulau Jawa bagian timur, tujuan utamanya ke kota Batu di Malang. Kali ini sama sekali kita gak mampir lagi di Jatimpark, soalnya tahun 2018 dan 2019 sudah kita jelajahi sampai tuntas. 


Hanya ingin merasakan udara dinginnya kota Batu, tapi beneran kaget sih, ternyata dalam kurun waktu beberapa tahun saja, suasana ademnya kota Batu sudah berubah. Sekarang bisa dibilang suhunya sudah naik dan gak dingin lagi. Tidak jauh berbeda dengan di Lampung yang cenderung panas.

Meskipun sudah pernah wisata petik apel, tapi kangen pengen ngerasain lagi. Akhirnya kita googling tempat petik apel yang banyak ditawarkan di medsos dan internet. 

Harga tiket masuknya Rp. 25.000/orang, sudah termasuk makan di tempat sepuasnya. Boleh beli buah apel juga, ada yang jualan keripik apel khas Malang, cuka apel, minuman sari apel dll. 

Seruuu sih yaa.. tapi buahnya kecil-kecil dan jelas tujuan ke sini bukan untuk makan apel sepuasnya, hanya pengen kembali merasakan sensasi memetik buah apel langsung dari pohonnya. 












Liburan di Lembang Bandung

 Libur t'lah tiba.. libur t'lah tiba.. horeee..horeee...horeee...

Siapa yang gak suka liburan?? Hayo tunjuk tangan!!! Pasti gak ada, semua orang pasti suka liburan donk yaa.

Alhamdulillah pas anak-anak libur sekolah, libur kuliah, pas banget mamak juga bisa ngurus cuti tahunan. Jadilah kita planning dadakan pengen liburan nyebrang ke pulau Jawa. Mengulang cerita liburan Tour de Java 2019 ala kita. 

Packing baju-baju dan perlengkapan, sat set sat set.. langsung pesen ticket Ferrizy online deh, isi etoll dan gak lupa bawa bekal buat di jalan. Jadilah sekeluarga berkelana menyebrangi lautan. Hihihihi.

Tujuan pertama kita ke Lembang, soale masih ada 1 tempat yang jadi ganjelan karena gak bisa kita datangi 2019 lalu. 

Kita mulai dari :

1. Wonderland,

 dari luar emang tempatnya kecil, pokoknya gak nyangka kalo pas masuk bisa nemu view ala negeri dongeng di sini. Tiket masuknya Rp. 35.000/orang. Nanti punggung tangan bakal ditandai pake stempel. Trus boleh masuk liat-liat, jalan-jalan dan foto-foto sepuasnya. Tidak dibatasi oleh durasi. 











Cakep-cakep kaaan.. ini gak semua sempat difotoin sih, soalnya si bocil malu-malu nan nolak tiap diajak foto. Bikin emaknya juga jadi gak mood mau foto.

2. Asia Afrika

Ini jadi lokasi kedua yang kita datangi.        Ma syaa Allah kereeen abiss.. gak bakal nyesel masuk ke sini. Tiket masuknya Rp. 50.000/orang tapi tiket bisa dituker dengan segelas minumas ataupun sosis bakar. 

Di sini tuh ada miniatur negara-negara yang terlibat KTT Asia Afrika, ada bangunan khasnya, ada penyewaan kostum adatnya, dan semua pernak pernik tiap negara di KTT AA. Emang gak semua kita kunjungi,karena saking luasnyaaa dan udah nahan lapar juga soale.. hehehhe

Padahal kalau punya tenaga ekstra sih, pengennya semua dikunjungi.














Naaah.. sayangnya cuma sempat berkunjung ke Korea, China, Thailand dan India. Padahal masih buanyaaak negara lain yang gak kalah bagusnya. Uuuh.. sediiiih.

3. Tangkuban Perahu

Ini dia yang masih jadi PR di 2019 karena belum sempat dikunjungi, sebenernya kita dulu sudah sampai di pintu masuknya, tapi karena si gunung lagi erupsi, kita gak boleh naik. Gitu ceritanya.

Alhamdulillah kali ini kita bisa ke atas, berpose dan foto-foto di sini.






Cuma sempat foto sebentar, karena kita naik sudah hampir sore, jadi gak bisa lama-lama kalau gak mau terjebak kabut sepanjang jalan turun.