8 Apr 2012

Nuno Ku Terlalu Dimanja

Kata orang kalau punya adik, anak bakalan mandiri dan "dewasa".
Tapi sebaliknya sejak punya adik, Nuno jadi bandel dan susah diatur. Padahal aku dan papanya nggak kurang perhatian sama dia, memang pasti beda karena waktuku harus terbagi untuk kerja dan mengurus adik. Yang sebelumnya dari lahir sampai umur 6 tahun aku selalu ada untuknya seorang. Sekarang harus berbagi kasih sayang plus ditinggal kerja juga.

Disuruh makan nggak mau, suruh belajar nggak mau, nggak mau mandi, nggak mau sikat gigi, nggak boleh ganggu adik malah dilakukan. Kalau adik bobok nggak boleh berisik, malah teriak-teriak. Kalau main jangan lama-lama, waktunya makan harus pulang, eeeh malah nggak pulang kalau nggak dicari dulu.
Kayanya apa yang disuruh orang tua, Nuno nggak mau. Dan yang nggak boleh dilakukan, malah kaya disuruh. Ampuuun deeehh... gimana orang tua nggak marah kalau begini.

Tapi ini aku mencoba untuk melakukan yang terbaik untuk semuanya. Pekerjaan, rumah tangga, anak dan suami. Kalau bisa semua berjalan beriringan dan harmonis.

Anak itu adalah belahan jiwa, nafas kehidupan, permata hati dan mewakili berbagai kata-kata indah lain. Yang pasti siapapun orangnya nggak ada yang nggak sayang terhadap anaknya.
Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya menjadi anak yang pintar, cerdas, sehat, mandiri, soleh/soleha.

Dan tiap orang juga punya cara tersendiri dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Aku yakin nggak ada orang tua yang ingin menyakiti anaknya sendiri.
Begitupun yang kulakukan selama ini, kalaupun terpaksa menghukum dan memukul itu bukan untuk menyakiti anak, tapi semata-mata untuk mengajarkan pada anak untuk tidak nakal dan berbuat semaunya.

Tapi kadang yang terjadi adalah dilema, karena bisa saja saat kita sebagai orang tua ingin bersikap tegas saat anak nakal harus berbenturan dengan orang tua (bisa orang tua sendiri ataupun mertua) yang nggak mau melihat cucunya dihadapi dengan keras.

Gimana anak mau nurut kalau tiap kali nakal dan mama papa nya marah tapi selalu dibela oleh kakek neneknya.
Yang ada anak jadi makin nakal karena merasa ada yang belain kalau dia dimarah atau dihukum.
Yang lebih parah lagi anakku jadi tukang ngadu kalau dilarang dan dimarah.

Mau bersikap tegas jadi repot nih, kalau menyampaikan rasa keberatan sama orang tua, takutnya nanti orang tua tersinggung dan salah mengerti dengan apa keinginan kami sebagai "yang punya anak".

Aku juga nggak mau menghadapi anak dengan keras dan marah, tapi kalau tiap kali anak dibela pasti makin susah diaturnya. Diajak ngomong pelan gak didengar, dikerasi sedikit sudah ngadu kemana-mana. Ujungnya malah kami yang terlihat nggak benar di mata anak.

Dilarang makan es krim, malah dibeliin. Dilarang makan ciki (sebutan untuk snack yang mengandung vetsin ), malah dibolehin. Dilarang main PS lama-lama, malah dibelain.

Duuuh... gimana ini, takutnya sikap dan sifat semacam itu tertanam di otaknya sampai dia besar nanti, dan malahan membenci kami sebagai orang tuanya karena menganggap kami nggak sayang sama anak.

Pengen rasanya teriak sekencang-kencangnya untuk bilang sama anak-anak kalau aku sangat mencintai anak-anakku.

Mama sayaaaaaaanggg bangeeet sama Nuno. Sama adik juga sayang. Kalau Nuno nggak nakal dan mau diatur, mama lebih sayang lagi sama kamu nak...!! Tetep sayang sama kamu nak.




2 komentar:

Leadership Developmant Training mengatakan...

kunjungan sob ..
mau bagi-bagi kalimat motivasi sob ..
"saya belajar menggunakan kata 'tidak mungkin' dengan sangat hati-hati."
kunjungan balik ya sob .. :)

Dewi LS mengatakan...

Trims yaaa...