25 Sep 2012

STOP TAWURAN !!!!



Gara-gara berita tawuran antara SMAN 70 dan SMAN 6 Jakarta yang sampe memakan korban nyawa seorang pelajar, jadi teringat waktu sekolah SMA dulu.
Selama 3 tahun sekolah di SMAN 12 Bandar Lampung, mengalami juga yang namanya tawuran setiap tahun. Yang pastinya tiap bulan Agustus, sekolahku dikeroyok oleh gabungan pelajar STM.
Padahal pemicunya hanya masalah sepele, tersinggung karna lihat-lihatan, kesenggol sampe masalah rebutan cewek.
Alhamdulillah sesudah lulus dari sana, nggak terdengar lagi kabar kalau SMAN 12 masih sering tawuran.

Sedih yaaa.... koq tawuran jadi sesuatu hal yang marak dimana-mana, nggak cuma pelajar SMP, SMA bahkan mahasiswa dan masyarakatpun gampang tersulut untuk ikut-ikutan terlibat tawuran.
Apapun alasannya, kenapa musti menyelesaikan masalah dengan kekerasan yang notabene nggak akan ada manfaatnya, justru lebih banyak mudharat dan kerugian yang didapat.

Mirisnya lagi tawuran sampai memakan korban nyawa dan luka-luka. Bayangkan gimana sedihnya orang tua dan saudara kalau sampe diri kita sendiri yang menjadi korban.
Duuhh... nyawa manusia kok seperti nggak ada harganya.
Apalagi yang terlibat justru kaum pelajar dan mahasiswa yang konon adalah kaum pemikir dan golongan intelek, bawa-bawa senjata tajam, bambu, batu dan macam-macam. Yang dilawan dan diserang malah bangsa sendiri. Benar-benar aneh masyarakat kita ini.

Pihak berwajib harus ekstra tegas bertindak, untuk mengantisipasi hal-hal semacam ini terulang lagi. Adanya tindakan tegas mungkin perlu untuk menimbulkan efek jera agar tiap orang berpikir ulang untuk terlibat tawuran. Dan kembali lagi kepada keluarga masing-masing, mungkin ada yang salah dalam pola asuh di dalam keluarga, atau anak yang kurang dapat perhatian dan kasih sayang.
Intinya kita semua harus mencari solusi terbaik agar tawuran benar-benar STOP sampai di sini.

Moga saja peristiwa tawuran antara SMAN 70 dan SMAN 6 itu jadi yang terakhir dan nggak ada lagi tawuran-tawuran semacam itu.



2 komentar:

Anonim mengatakan...

Tauran...tauran...tauran....

Ah rasanya kalo dnger kalimat ini sepertinya gak aneh yach maklum 3 tahun skolah di SMA 12 Bandar Lampung ya 3 tahun juga ngerasain tradisi tauran yang memang sepertinya menjadi Ekskul tahunan. Awalnya sih kita gak tau menahu tentang tauran dan sama sekali tidak tertarik dg namanya tauran gak ekslusive banget gitu,.. tapi gmana kalo skolah kita di serang oleh plajar lain masa harus berdiam diri apalagi kalo sampe masuk k dalem skolah rasanya enggak deh,... bukan karena gengsi atau harga diri tapi ibarat rumah kalo di masukin maling masa kita cuma diem ya dipukulin dunk ktimbang kita yang harus jadi korban minimal tu anak-anak gak masuk k skolah kan skolah gak rusak dan siswa-siswi khususnya yang putri tdak menjadi korban./

Tapi bukan taurannya yang saya tertarik dari kjadian2 blakangan ini tapi peran dari smua pihak baik dari elemen pemerintahan, Pendidikan, Polri, Keagamaan, sosial masyarakat dan yang paling penting adalah Keluaraga.

Pertama Peran Pemerintah Pemerintah harus peka dan tanggap akan hal-hal yg sering terjadi seperti tauran jangan cuma bisa harus ada perbaikan rekonsiliasi, rehabilitasi atau apa deh tapi stlah berita itu dingin ya habis pula cerita tindak ada tindak lanjut dan nunggu nanti ada tauran lagi baru sibuk lagi, sepertinya cum karena takut di salahkan tidak berperan, yang lebih parahnya selalu menyalahkan Para Pendidik dgan dalih peran Sekolah tidak maksimal dan cuma sekedar mengajar dan setelah itu tidak peduli dgn siswa. Padahal tidak, itu salah besar yang perlu di perhatikan oleh pemerintah adalah:
Pertama : Apakah peran Orang tua dan keluarga sudah maksimal itu yang sngat penting karena di skolah tidak slamanya guru harus memperhatikan siswa terus menerus banyak hal guru pun sama seperti pegawai, dokter dan penegak hukum dan yang lainnya mempunyai tugas yang cukup berat harus mencerdaskan bangsa dlam hal ini siswa yang ditunggangi dengan kurikulum yang gonta ganti beda mentri beda kurikulum beda kebijakan membuat guru pusing blum lagi dengan adanya PKG (Penilaian Kinerja Guru) ditambah dengan Harus membuat Perangkat pembelajaran yang lengkap dg 16 Aspek, Jam kerja yang di samakan dengan pegawai dan tidak boleh libur walau liburan knaikan kelas dan tidak ada Cuti beda dgn Pagawai, nah beban guru justru berat sekali. kalo nurut saya sih seharusnya peran orang tua harus di Maksimalkan itu yang paling Penting karena biar gmanapun orang tua berperan besar dalam hal ini jangan mengira cukup dengan skolah ya smua slsai dgn pendidikan skolah. karena kesempatan guru di skolah untuk mendidik para siswa khususnya di bidang Akhlak dan budi pekerti sangat terbatas,.. contoh pelajaran Pendidikan Agama saja cuma 2 jam dalam seminggu padahal pendidikan Agama sangat penting.

Kedua Peran Lembaga Pendidikan : Sekolah harus aktif dalam pembinaan karakter anak dan menciptakan keadaan yang nyaman dan menyenangkan di skolah, selain itu memiliki guru bimbingan Konsling yang Profesional dan harus seimbang dg jumlah siswa yang ada.

Ketiga Peran Kepolisian : harus sering sering memberikan bimbingan dan sosialisasi tetang hidup tertib bermasyarakat dan memberikan sanksi tegas buat siswa yg Tauran.

Keempat Peran Lembaga Keagamaan : harus mampu membina menciptakan kegiatan dan penyuluhan tentang aQidah akhlak serta budi pekerti sesuai dengan agama dan kepercayaannya serta implmentasinya di lapangan.

Kelima Peran Orang Tua dan Keluarga : di sini peran orang Tua dan kEluarga sangat penting dan besar karena berawal dari Keluargalah semua tercipta dan dibangun,.. bila dari lingkungan keluarga sudah keras maka akan terbina diri yang keras apa bila sudah hidup teratur dan tertib di lingkungan keluarga Insya Allah di luarpun akan ter atur dan tertib.

terakhir peran Lembaga Sosial masyarakat : ini pun tak kalah pentingnya karena kehidupan bermasyarakat itu pun salah satu faktor terbentuknya karakter diri seorang anak...?????'

aneka berita kriminal mengatakan...

woooooooooooow seremmm