19 Nov 2009

Waspadai DBD Di Sekitar kita




Sepertinya sekarang hampir memasuki musim penghujan, banyak penyakit musiman yang akan datang mengikuti, antara lain Demam Berdarah Dengue (DBD).
Salah satu penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian.
Saya ingin berbagi cerita tentang pengalaman pahit saat si kecil terjangkit DBD 2 tahun yang lalu.

Mulai hari rabu tengah malam, suhu badannya meningkat, panasnya tinggi dan tubuhnya lemas, dia nggak mau makan dan minum, kukira hanya tertular teman bermainnya yang sedang demam dan sakit tenggorokan, jadi aku hanya memberikan obat turun panas yang di beli dari apotik saja.
Sehabis minum obat, suhu tubuhnya turun tapi beberapa jam kemudian naik lagi.
Sampai hari minggu kemudian, kakeknya datang menjenguk dan menelpon bidan langganan untuk datang memeriksa, sambil tanya sana-sini dan ngecek si kecil, dia bilang kalau sampai besok belum sembuh juga setelah minum obat dari dia, harus dibawa ke laboratorium untuk cek darah karena dikhawatirkan terkena DBD.

Pada hari yang bersamaan ternyata ada tetangga yang anaknya meninggal setelah tubuhnya panas beberapa hari, aku dan suami langsung panik luar biasa dan semakin nggak tenang memikirkan si kecil yang terbaring tanpa daya.

Akhirnya senin pagi, kami cepat-cepat membawa si kecil ke Dokter Spesialis Anak langganan, diperiksa lalu segera dirujuk ke rumah sakit untuk cek darah.
Jangan tanya bagaimana perasaanku, air mata langsung mengalir keluar dengan deras, bahkan untuk menelpon keluarga besarku, aku sudah nggak sanggup lagi bicara.

Sampai di rumah sakit, suami langsung mengurus administrasi untuk cek darah, kugendong anakku yang sangat lemah dalam pelukanku, sambil menangis ku pegangi tangan kecilnya yang akan ditusuk jarum untuk diambil darahnya.
Dia kesakitan dan menjerit, ya Allah, betapa sakit hatiku melihatnya.
Menunggu beberapa saat akhirnya keluar juga hasilnya, dan ternyata positif DBD dengan trombosit yang sangat rendah, hanya 95.000/ml.
Anakku harus rawat inap saat itu juga.

Aku tak habis pikir bagaimana anakku bisa sampai terkena DBD, padahal tak sampai seminggu sekali aku pasti menguras bak-bak penampungan air, ternyata aku baru tahu kalau di lingkungan rumahku, bukan anakku saja yang terkena DBD, ada 5 orang lain yang terkena dan salah satunya meninggal dunia.

Kalau diperhatikan baik-baik ternyata tak selamanya DBD menampakkan bintik-bintik merah di kulit, seperti yang terjadi pada anakku.
Sehingga kami benar-benar tidak tahu kalau anak kami menderita DBD.

Karena keadaannya yang sudah lumayan parah ditambah sangat sulit untuk makan dan minum, dia harus mendapatkan transfusi trombosit, hari ke 2 di rumah sakit di tambah 2 kantong, hari ke 4 ditambah 3 kantong dan hari ke 5 ditambah lagi 2 kantong lalu hari ke 6 tambah 1 kantong lagi. Total transfusi 8 kantong trombosit ditambahkan ke tubuhnya.

Syukur Alhamdulillah anakku sembuh dan sehat seperti sediakala, aku akan menjaganya dan berhati-hati agar peristiwa seperti ini tak terulang lagi.

Secara umum gejala DBD adalah:
1. Suhu tubuh meningkat tinggi secara tiba-tiba dan berlangsung terus-menerus.
2. Demam, lemas dan kehilangan nafsu makan dan minum.
3. Nyeri di ulu hati, punggung, sendi dan sakit kepala (pusing).
4. Selalu mengantuk dan ingin tidur terus-menerus.
5. Kesadaran menurun dan denyut nadi melemah.
6. Timbul bercak/ bintik merah di kulit (tidak selalu).

Masa inkubasi DBD mengikuti pola pelana kuda yaitu 3 hari panas, hari ke 4 menurun dan naik lagi pada hari ke-5, dan justru saat panas turun itulah fase kritis yang banyak menyebabkan kematian, karena penderita akan terlihat seperti sudah sembuh.
Hari ke 4 dan ke 5 perlu kita waspadai.

Sebaiknya pasien segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang semestinya, dan beri cairan sebanyak-banyaknya untuk mencegah dehidrasi yang berlebihan.

Pasti teman-temanpun sudah tahu bahwa penyebab penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue, yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektor perantaranya.
Nyamuk ini memiliki ciri umum memiliki ukuran tubuh sedang dan berwarna hitam kecoklatan.
Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik-sisik dan garis-garis putih keperakan. Dan di bagian punggung tampak 2 garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan.
Nyamuk Aedes Aegypti memiliki habitat di sekitar perumahan dimana terdapat tempat penampungan air bersih dan genangan-genangan yang tidak kontak langsung dengan tanah.
Karena nyamuk ini memerlukan permukaan air bersih sebagai tempat meletakkan telur-telurnya.
Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lainnya.

Nyamuk dewasa biasa mencari makan di pagi hari dan sore hari.
Ada baiknya berhati-hati saat tidur siang, karena pada saat itulah nyamuk nakal ini akan menggigit mangsanya.

Untuk memutuskan mata rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang berbahaya ini, kita wajib melakukan 3M, yaitu menguras bak-bak penampungan air paling sedikit seminggu sekali, menutup bak-bak penampungan air dan mengubur barang-barang bekas agar tidak atergenang air dan menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Yang lainnya adalah menaburkan bubuk abate untuk membunuh jentik/larva nyamuk, dan melakukan fogging focus(pengasapan) pada tempat-tempat yang dimungkinkan menjadi sarang persembunyian nyamuk.
Selalu oleskan lotion anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat meningkatkan kewaspadaan kita saat musim penghujan datang, dari segala bentuk ancaman yang ada.
Hati-hati juga kalau tempat tinggal anda menjadi daerah langganan banjir.

18 komentar:

aghoes mengatakan...

iya DBD bahaya skrng cos hujan dah mulai ni.........

medica mengatakan...

bahaya DBD menyerang, hujan dah mulai,,,,,,,,

Dewi LS mengatakan...

Bener bgt sobat, tetep waspada karena telat sedikit nyawa taruhannya.

heru mengatakan...

benar sobat harus selalu menjaga lingkungan agar selalu bersih dan selalu waspada
salam sukses

Ayu mengatakan...

iya...harus waspada nich, soalnya aku dah pernah terserang penyakit ini, dan smp skr msh trauma bgt..

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

ho oh ding,,, temen kampus sya ada yang udah kena

Unknown mengatakan...

salam sahabat
bagus kak artikelnya..yg lebih penting keep cleaning gitu ya thnxs n good luck ya

nuansa pena mengatakan...

Waspada .... ayo bersih-bersih!

Dewi LS mengatakan...

Iya kawan2... yg penting waspada dan usaha, namanya penyakit datangnya dari Allah, kita nggak bisa menolak, tapi tetep berusaha untuk yang terbaik...
Trims atas komentar dan atensi nya...

harto mengatakan...

Semoga Allah SWT selalu melindungi Mbak dan kel. dari segala penyakit yang ada.

Btw... ada award untuk sobat nih, diambil yaaa...? Trims semoga suksess n tetap semangat

Frank mengatakan...

ia seperti di kamar kostan saya, nyamuk susah diusirnya..
padahl tiap hari itu kamar dibereskan...

salam blogger

Unknown mengatakan...

biasanya di musim hujan seperti sekarang ini DBD makin meraja lela... emank harus waspada..

Slamet Riyadi mengatakan...

alhamdulilah... dirumah aman hehehhee
thanks infonya..
tapi yang lebih dikhawatirkan kok sumurku masih kering ya? airnya belum keluar hehehe

Aisy mengatakan...

Terkecoh ya Mbak! Hahaha....penyakit demam berdarah adalah penyakit yang pintar menipu pada pasiennya,waspadalah waspadalah!!!

Nugroho mengatakan...

kite perlu lebih waspada nih, bila ada anggota keluarga yg alami demam lebih dari 2hari terus menerus...

Clara Canceriana mengatakan...

iya DBD bahaya banget
apalagi sekarang masuk musim hujan
harus lebih peduli dengan tempat yg disukai nyamuk

muktiali mengatakan...

memang kawan kita harus waspada terhadap DBD

klipang mengatakan...

paling tidak enak kalo punya penyakit apalagi DBD Waspadallah