Hari ini Alhamdulillah terlaksana kegiatan koordinasi jejaring puskesmas, yang terdiri dari klinik pratama, BPM (Bidan Praktik Mandiri) dan DPM (Dokter Praktik Mandiri) di wilayah kerja puskesmas.
30 Jan 2024
Pembinaan Jejaring Puskesmas Dalam Pengelolaan Limbah B3
Diposting oleh Dewi LS di 19.3329 Jan 2024
Pelayanan Pusling PKM Ranap Way Kandis
Diposting oleh Dewi LS di 18.10Dalam rangka memperingati hari Gizi Nasional 2024, Puskesmas Ranap Way Kandis juga ikut serta berpartisipasi dengan mengadakan Pusling alias Puskesmas Keliling.
28 Jan 2024
Ketan Mangga Ala Aku
Diposting oleh Dewi LS di 07.23Makan apa yang paling enak?? Jawabnya makan sama *Mantan*.. Laaah emangnya boleh? Pasti boleh, kan Mantan sama dengan Mangga Ketan. Wkwkwkwk.. maksaaa yaaa..
Bersyukur banget ya adanya google tuh bikin orang juga jadi lebih kreatif, siapa coba yang kepikiran kalo ketan dimakan bareng sama mangga? Tapi ternyata enak bangeeet tau. Nama kerennya si resep ini adalah Manggo sticky rice. Yaaa tetep aja ketan dimakan sama mangga lah gitu. Hihihi.
Karena bahan-bahan ada, ya langsung aja dieksekusi deh.
Bahan:
Beras ketan 250 gr
Santan kelapa/kara 250 ml
Mangga dipotong dadu
Daun salam, daun pandan, serai (opsional)
Tepung maizena 2 sdm
Kental manis 3 sdm
Gula garam secukupnya
Cara membuat:
1. Masak ketan dan santan, bubuhi sedikit garam, daun salam, daun pandan, serai. Sampai matang sempurna, sisihkan.
2. Buat sausnya, campurkan larutan tepung maizena, kental manis dan sedikit air, beri secukupnya gula garam. Masak di api kecil, koreksi rasa, angkat.
3. Siapkan dalam mangkuk, masukkan ketan, siram saus di atasnya dan beri taburan mangga yang sudah dipotong-potong.
Selesai deeh, simple banget kan. Konon aslinya ini makanan berasal dari Thailand. Tapi kalo sudah sampe ke tangan orang Indonesia yang super kreatif, resepnya kadang dimodifikasi dan lebih beragam lagi.
Untuk sausnya kadang aku juga campurkan sama buah duren, rasanya juga oke banget. Untuk orang yang memang suka duren. Bagi yang gak suka sih gak usah pake duren yaak.
26 Jan 2024
Code Blue
Diposting oleh Dewi LS di 21.20Masih lanjut main code-codean yaa sahabat tercintanya akuuuh.
Kali ini kita kenalan lagi sama satu code penting. Yaitu.. Code blue.. Eiits.. jangan sampai salfok yaa, ini bukan Code Blue yang suka review makanan yaak.
Bedaa jauh pokoknya. Biar gak salah, markica.. mari kita baca..
Code Blue merupakan kode yang digunakan di fasyankes atau rumah sakit saat terjadi keadaan darurat medis, seperti serangan jantung atau gangguan pernapasan. Code blue digunakan untuk menginformasikan bahwa ada kondisi darurat dan personel rumah sakit harus segera.
Apa itu Code Blue? Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory arrest di dalam area puskesmas.
Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk oleh puskesmas yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area puskesmas. Tim ini terdiri dari dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi cardiac respiratory arrest.
Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk meningkatkan daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung.
Biar makin paham, kita lanjut ke langkah-langkah aktivasi Code Blue yaaah. Naah.. ini dia:
1. Segera melakukan penilaian dini kesadaran korban dan jangan lupa selalu pastikan lingkungan penderita aman untuk dilakukan pertolongan.
2.Lakukan cek respon penderita dengan memanggil nama atau menepuk bahu.
3.Meminta bantuan pertolongan perawat lain atau petugas yang ditemui di lokasi untuk mengaktifkan code blue.
4. Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sampai dengan tim code blue
Perawat ruangan yang lain atau penolong kedua
5. Segera menghubungi operator untuk mengaktifkan code blue, dengan prosedur sebagai berikut:
Perkenalkan diri.
Sampaikan informasi untuk mengaktifkan code blue.
Sebutkan nama lokasi terjadinya cardiacrespiratory arrest dengan lengkap dan jelas, yaitu: area ….. (area satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau ruangan.
Jika lokasi kejadian di ruangan rawat inap maka informasikan : “ nama ruangan ….. nomor …. “.
Waktu respon operator menerima informasi adalah harus secepatnya diterima.
6. Jika lokasi kejadian berada di area ruang rawat inap ataupun rawat jalan, setelah menghubungi operator, perawat ruangan segera membawa troli emergensi (emergency trolley) ke lokasi dan membantu perawat ruangan melakukan resusitasi sampai dengan tim Code Blue datang.
7. Operator menggunakan alat telekomunikasi Handy Talky (HT) atau pengeras suara mengatakan code blue dengan prosedur sebagai berikut:
“Code Blue, Code Blue, Code Blue, di area …..(satu/dua/tiga/empat), nama lokasi atau ruangan…..”.
Jika lokasi kejadian diruangan rawat inap maka informasikan: “Code Blue, Code Blue, Code Blue,nama ruangan ….. nomor kamar …..”.
8. Setelah tim code blue menerima informasi tentang aktivasi code blue, mereka segera menghentikan tugasnya masing-masing, mengambil resusitasi kit dan menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest. Waktu respon dari aktivasi code blue sampai dengan kedatangan tim code blue di lokasi terjadinya cardiac respiratory arrest adalah 5 menit.
9. Sekitar 5 menit kemudian, operator menghubungi tim code blueuntuk memastikan bahwa tim code blue sudah menuju lokasi terjadinya cardiac respiratory.
10. Tim code blue melakukan tugasnya sampai dengan diputuskannya bahwa resusitasi dihentikan oleh ketua tim code blue.
11. Ketua tim code blue memutuskan tindak lanjut pasca resusitasi, yaitu:
Jika resusitasi berhasil dan pasien stabil maka dipindahkan secepatnya ke Instalasi Perawatan Intensif untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut jika keluarga pasien setuju.
Jika keluarga pasien tidak setuju atau jika Instalasi Perawatan Intensif penuh maka pasien di rujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas.
Tempo lalu.. kita diajarin simulasi code blue oleh salah satu teman sejawat, namanya Diah Gayatri, pinter loh doi ngajarin teman-teman tenaga medis yang lainnya. Biar kita-kita ikutan jadi pinter ya kan.. ya kaan.
Udah ngerti kan sekaraang.. ☺️
Code Red
Diposting oleh Dewi LS di 20.59
Hallo.. kesayangannya aku yang kece badai. Moga sehat2 slalu yaa. Mumpung lagi rajin upload nih.
Kali ini kita kenalan dulu dengan Code Red.
Code Red atau kode merah adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman kebakaran di lingkungan puskesmas (api maupun asap), sekaligus mengaktifkan tim siaga bencana puskesmas untuk kasus kebakaran.
Kapan sih Code Red perlu digunakan?? Yang pasti Code Red digunakan dalam situasi darurat kebakaran. Kode ini mengindikasikan adanya ancaman kebakaran yang memerlukan tindakan cepat untuk melindungi pasien, staf medis, dan fasilitas kesehatan
Naaah.. jika terjadi situasi yang mengharuskan pengaktifan code red, kita jangan sampai panik ya, kenali juga langkah-langkahnya. Simak yuuk.. cekidot..
ALUR CODE RED PUSKESMAS RAWAT INAP WAY KANDIS:
Jika terdapat kejadian kebakaran
1. Petugas mengaktifkan code red dengan cara mengumumkan melalui pengeras atau sirene
2. Petugas mengambil helm dan bertugas sesuai dengan warna helm yang digunakan.
* Petugas berhelm Merah bertugas memadamkan api,Menemukan Titik Api dan memutuskan aliran listrik jika terjadinya kebakaran berkaitan dengan korsleting listrik. Petugas terdekat segera mengambil APAR dan berusaha memadamkan api.
* Petugas berhelm Kuning bertugas mengevakuasi, melakukan pasien, staff dan pengunjung. Evakuasi mengikuti jalur evakuasi menuju titik kumpul
* Petugas berhelm Biru bertugas mengamankan alkes,
*Petugas berhelm Putih bertugas mengamankan dokumen penting.
3. Setelah kebakaran dapat dikendalikan, dan situasi kembali aman, petugas melaporkan kepada pimpinan.
Tuuuh sekelumit info tentang code red, jujur aja sih, kenal istilah code red juga karena proses akreditasi. Hehhee
Perlu juga buat simulasi kejadian kebakaran di tempat kerja, agar jika terjadi kebakaran, kita paham harus melakukan apa.
Hubungan Antara Stunting Dan Kesehatan Lingkungan
Diposting oleh Dewi LS di 19.09Istilah Stunting pasti sudah sering kita dengar yaa.. Apalagi pemerintah juga sedang concern melakukan pencegahan stunting, dengan berbagai macam kegiatan dan program-program kesehatan.
Buat yang belum paham apa itu stunting, simak dulu yuuk. Stunting adalah suatu masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Yang artinya masalah stunting / balita pendek itu mengindikasikan adanya masalah gizi kronis yang dipengaruhi oleh kondisi ibu, masa ketika janin/dalam masa kehamilan, dan masa bayi/balita, termasuk penyakit yang diderita selama masa balita.
Akibatnya adalah balita yang mengalami gizi buruk tidak hanya akan terdampak dalam jangka pendek, yang apabila tidak diatasi dengan benar juga akan berdampak dalam jangka panjang dalam siklus kehidupannya. Dan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah teramat rentan terhadap kematian, masalah perkembangan mental, serta penyakit kronis ketika nanti dewasa.
Trusss.. hubungannya stunting dengan kesehatan lingkungan itu apa?? Ya pasti ada donk gaess.
Jika kondisi sanitasi lingkungan buruk, kemudian konsumsi air minum yang tidak sehat dan perilaku yang tidak hygienis, jelas menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya penyakit diare pada bayi atau balita. Naaah... Penyakit diare yang terus menerus atau terjadi berulang-ulang pada bayi/balita akan menyebabkan kekurangan gizi. Kenapa..?? Hal ini bisa terjadi dikarenakan oleh rusaknya mukosa usus oleh bakteri fecal yang mengakibatkan terjadinya gangguan absorbsi zat gizi.
Di tahun 2003 UNICEF mengemukakan bahwa Peningkatan cakupan sanitasi dan perilaku hygiene sebesar 99% dapat membantu menurunkan insiden diare sebesar 30% dan menurunkan prevalensi stunting sebesar 2,4%.
Lalu kita sebagai masyarakat harus ngapain? Pertanyaan itu pasti yang ada di benak kita. Mudah saja sih, ada hal-hal yang dapat dilakukan di tingkat rumah tangga antara lain :
1. Menjaga kebersihan rumah dan sekitarnya. Bersih dalam arti bebas dari pencemaran kotoran manusia (bayi) dan hewan peliharaan, baik terhadap permukaan lantai, air, pakaian, alat-alat masak / makan dan lain-lain.
2. Menerapkan praktek Baby Wash, yakni segala kotoran hewan dan manusia harus dibuang secara aman tanpa kecuali kotoran bayi termasuk diapers bayi harus di buang secara aman. Dan yang paling penting adalah anak balita harus diamankan dari resiko terpapar atau menelan sesuatu yang terkontaminasi kotoran hewan / manusia.
3. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Tiap rumah tangga wajib menyediakan sarana CTPS dengan air mengalir dan sabun di dekat WC dan dapur. Dan patuh melakukan CTPS terutama pada waktu-waktu penting, seperti : setelah BAB, setelah membersihkan kotoran bayi, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan dan sebelum menyusui, setelah memegang dan membersihkan sampah, setelah memegang hewan peliharaan, setelah berkebun.
4. Mengolah dan menyimpan air minum dengan aman. Dengan cara mempraktekkan hal-hal penting berikut:
* Kran air harus selalu dalam keadaan bersih dan tidak terpapar resiko pencemaran yang berasal dari WC, hewan peliharaan, air limbah.
* Apabila air ditampung dalam wadah penyimpanan, harus dalam keadaan tertutup rapat, dan tidak memungkinkan tangan dicelupkan kedalamnya serta bersihkan wadah secara rutin.
* Jika harus dipindahkan, air tidak boleh dalam keadaan terbuka.
* Air yang belum memenuhi kualitas siap minum harus dimasak terlebih dulu sampai mendidih.
* Wadah yang digunakan untuk menyimpan air minum harus dibedakan dari wadah untuk keperluan lainnya dan dibersihkan setiap hari.
5. Menjaga kebersihan makanan dengan cara melakukan dan memperhatikan:
* Dapur dan area tempat pengolahan makanan harus selalu bersih dari serangga, tikus dan hewan lainnya.
* Biasakan mencuci sayur dan buah menggunakan air yang bersih dan mengalir sebelum dimakan.
* Tangan orang yang memasak dan perangkat masak dan peralatan makan harus bersih.
* Pisahkan antara makanan yang sudah matang dan bahan mentah.
* Masaklah bahan makanan hingga matang, terutama untuk daging, telur dan seafood.
* Simpan makanan matang dalam suhu yang aman dan tetutup agar terlindung dari debu/kotoran, cicak, lalat dan serangga lainnya.
* Hindari bayi yang tidak menghabiskan makanannya
* Selalu gunakan bahan makanan dan air yang aman.
Naaah.. udah sedikit lebih ngerti kan kenapa kesehatan lingkungan harus diupayakan, apalagi dalam program pencegahan stunting.
25 Jan 2024
Pengelolaan dan Pengangkutan Limbah Medis
Diposting oleh Dewi LS di 14.41Salah satu tugasnya Sanitarian atau petugas Kesehatan Lingkungan itu yaa pengelolaan limbah medis di fasyankes. Pengelolaannya itu bisa dilakukan secara internal maupun eksternal. Emang boleeeh?? Ya pasti bolehlah, yang penting ada ijinnya, ada MoUnya donk. Hehehe.. biar gak bermasalah kudu lengkap semuanya.
Buat yang penasaran apa itu limbah medis? Untuk apa dikelola dan lain-lainnya, simak yuuuk.. tu wa ga pat..
Limbah medis adalah bahan buangan yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan antara lain berupa limbah benda tajam infeksius seperti jarum suntik, botol spuit yang pecah, nal dll harus disimpan di dalam wadah yang aman, yaitu di dalam safety box. Sedangkan limbah infeksius seperti bekas kasa perban, masker, hand scoon, pot dahak dll harus dimasukkan ke dalam plastik sampah berwarna kuning, yang disediakan di tiap-tiap ruangan pelayanan penghasil limbah.
Naah.. kalo Pengelolaan limbah medis itu apa sih? yaitu rangkaian kegiatan mencakup segregasi (pemilahan), pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan dan penimbunan limbah medis.
Yang tujuannya adalah untuk :
1. Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan masyarakat sekitar puskesmas, dari penyebaran infeksi dan cedera.
2. Membuang bahan-bahan berbahaya (B3) dengan aman
3. Puskesmas menjadi tempat yang aman dan nyaman.
Sebelum limbah medis diangkut ke tempat pengolahan, pastinya kan dikumpulkan dan disimpan dulu tuh, dimana?? Yang jelas tidak boleh disimpan di sembarang tempat, apalagi tempatnya sering diakses oleh orang ramai. Gak boleh banget yaa.. jadi untuk keamanan, limbah medis harus disimpan di dalam TPS. Apa itu TPS?? TPS singkatan dari Tempat Penyimpanan Sementara yang digunakan untuk menyimpan limbah B3, untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap lingkungan dapat dihindarkan.
Di puskesmas tempat aku bertugas juga dilengkapi dengan TPS berupa cold storage dan container tertutup.
TPS (Tempat Penyimpanan Sementara) yang dimiliki oleh puskesmasku adalah berupa cold storage berkapasitas 0,318 m3 untuk menyimpan limbah medis infeksius, dan sebuah container tertutup untuk penyimpanan limbah B3.
Adapun pengangkutan limbah medis dijadwalkan setiap bulan, dan diangkut menggunakan armada angkut oleh PT. Artama Sentosa Indonesia, yang selanjutnya dilakukan pengolahan dengan metode incenerasi.
Jumlah limbah yang diangkut akan dilaporkan oleh Sanitarian puskesmas, dalam hal ini yaa aku sendiri, melalui aplikasi Si Raja Limbah, sehingga keluar manifest elektronik, sebagai bukti bahwa limbah telah diterima dan dikelola.
Penyelidikan Epidemiologi DBD
Diposting oleh Dewi LS di 14.11Januari identik dengan musim penghujan, sampai-sampai ada singkatan lucu-lucuan tentang nama Januari, kata orang Januari itu hujan turun tiap hari. Hahhaha.. tapi bener lho gaess.. awal 2024 diikuti dengan hujan hampir tiap hari.
Tau kaan.. kalau berbarengan dengan musim penghujan itu, ada bahaya yang mengintai kita. Siapa lagi kalau bukan si Aedes Aegypti, si mungil penular Demam Berdarah Dengue.
Naah.. mulai siap-siap deh para petugas, jika dapat informasi tentang adanya kasus DBD, langsung gercep ditindak lanjuti dengan melakukan PE (penyelidikan epidemiologi).
PE itu ngapain aja sih?
Yuuuk deh, aku bantuin jelasin. PE itu adalah suatu penyelidikan yang dilakukan untuk mengenal sifat-sifat penyebab, sumber dan cara penularan serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah. Dalam hal ini, petugas akan mencari sumber perkembangbiakan jentik nyamuk di lingkungan dalam dan luar pada rumah kasus. Eeeits bukan cuma rumah kasus aja ya, tapi radius 100 meter dari rumah kasus juga dilacak.
Selain itu, petugas juga mencari informasi apakah ada penderita DBD lainnya dalam kurun waktu yang berdekatan. Ataupun adanya penderita-penderita panas tanpa sebab lainnya.
Tidak lupa pastinya, petugas akan membagikan bubuk abate kepada yang memerlukan, dan sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan cara pencegahan DBD.
Yang gak boleh ketinggalan, petugas harus langsung mencatat hasil PE pada formulir PE sambil cekrak cekrek buat foto dokumentasi donk. Jangan lupa senyuuum yaa.. bunciiiisss.. ☺️